Rabu, 03 April 2013


ketika kita bersama

Sore itu seorang anak lelaki tengah sibuk memainkan jemarinya diatas tuts keyboard laptopnya. Sesekali ia tersenyum,sesekali juga ia merengut. Ia tengah gundah,setelah sekian lama jomblo,dan belum ada satu cewek pun yang ia sukai. Memang sulit baginya untuk menentukan pilihan,tapi tunggu dulu. Perlahan-lahan ia memperhatikan salah satu sosok dalam foto yang ada disalah satu situs jejaring sosialnya.
“Wah cantik banget,ajak kenalan ah”
Benda kecil bernama mouse itu terus ia gerak-gerakkan serentak dengan jemarinya yang terus mengetik kalimat perkenalan di aplikasi chat-nya.
“Hai boleh kenalan gak?”
“Iya boleh”
“Kenalin nama aku Aan”
“Nama aku Tami”
Perkenalan singkat itu terus berlangsung,hingga akhirnya Tami si gadis cantik itu bersedia ketika Aan meminta nomor teleponnya. Semenjak itu,mereka saling berhubungan semakin dekat dan semakin dekat.
“Tami,aku boleh nanya nggak?” Tanya Aan dalam pesan singkat yang dikirimkannya pada Tami.
“Iya boleh,kamu mau nanya apa?”
“Emm … gini Tami,aku mau nanya,kamu udah punya pacar belum?”
“Hah? Hahaha kok kamu nanyanya gitu sih?”
“Emangnya nggak boleh ya?”
“Udah,aku udah punya pacar,dia sekolah di SMA Pertiwi”
“Hah? SMA Pertiwi? Sama dong sama aku,emangnya pacar kamu itu kelas berapa?”
“Dia kelas 11 Ipa 2”
“Namanya?”
“Namanya Irfan”
“Irfan? Ya ampun itu kan temen aku,oh ternyata kamu pacar dia toh”
“Hah? Masak sih?”
“Iya,dia itu sahabat aku,duh dunia emang sempit ya”
Percakapan melalui pesan singkat itu terus saja berbalas-balas,malam itu mereka berdua yang sudah cukup lama kenal dan akhirnya saling terbuka satu sama lain.
Kini Tami dan Aan telah menjadi sahabat dekat,Tami sering kali curhat pada Aan,dan seringkali juga mereka bertemu dan jalan bareng. Meskipun Aan tau,bahwa Tami adalah pacar sahabatnya.
Sore itu merupakan sore yang kelam untuk Aan,dia merasa bersalah,bersalah karena telah mengenal Tami,tanpa ia sadari karna kedekatan dia dengan Tami,rasa suka itu tumbuh dalam hati Aan. Setiap malam ia selalu memikirkan sosok gadis itu,sehari saja tidak ada pesan yang dikirimkan oleh Tami,maka pasti ia resah sendiri. Tapi seringkali pula ia merasa benar,ketika ia bisa menyukai seorang gadis yang mau menerimma dia apa adanya. Dalam hati kecil Aan,ia masih menganggap Tami dan Irfan sebagai sahabatnya.
Ditengah lamunannya itu,tiiba-tiba Irfan datang bersama Tami kerumah Aan.
“Hai An,ngapain bengong sendiri? Mikirin hutang ya?” Tanya Irfan kocak.
“Eh kamu Fan,enggak apa-apa kok” jawabnya seraya melihat kedatangan Irfan dan Tami,mereka tampak begitu mesra,erat sekali tangan mereka yang saling menggenggam.
“Fan,kita jalan yuk” ajak Tami.
“Jalan? Jalan ya? Hehe enggak deh,kalian berdua aja,aku dirumah aja deh”
“Hem ya udah deh,kita berdua cabut duluan ya” pamit Irfan dan segera berlalu dari hadapan Aan.
“Ya Tuhan,sakit sekali rasanya” batin Aan sedih.
***
Sudah sebulan Tami,Aan,dan Irfan tidak saling bertemu dikarenakan Aan yang sedang berada diluar kota mengikuti sebuah kompetisi band mewakili sekolahnya. Pagi itu Aan baru saja sampai dibandara. Ia langsung disambut senyum manis dari Tami.
“Hai Aan,apa kabar?” sapanya.
“Hei Tami,wah makin cantik aja kamu,baru juga sebulan gak ketemu,aku baik kok”
“Hehehe,An bisa ikut aku nggak?”
“Ikut kemana?”
“Kita ngomong dikafe aja ya”
Lalu dua remaja itu pergi meninggalkan bandara,dan tiba di sebuah kafe.
“An,aku mau cerita sama kamu.”
“Cerita? Cerita apaan?”
“Aku baru putus sama Irfan”
“Hah? Kenapa?”
“Udahlah gak usah dibahas lagi”
“Oh gitu ya udah deh,dan aku juga mau jujur sama kamu”
“Mau jujur apa An?”
“Sebenernya aku suka sama kamu,dari awal kita kenal,selama ini aku nunggu kamu putus sama pacar kamu,dan mungkin sekarang adalah kesempatan aku bisa dekat sama kamu,jujur sekarang aku mau ngungkapin semuanya,kamu mau nggak jadi pengisi hati aku?”
“Hah? Kamu serius An? Tapi kan ..”
“Tapi apa?”
“Gak apa-apa An”
“Jadi gimana? Kamu mau gak?”
“Em .. iya deh”
“Serius? Haaaa yeyeyeye,makasih ya Tami .. aku sayang banget sama kamu” wajah lelaki itu tampak begitu senang,perbincangan hari itu sekaligus pengungkapan rasa dari Aan berjalan dengan lancer,sampai dirumah pun,Aan masih saja tersenyum senang.
***
Malam itu adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh Aan,ya biasalah untuk anak muda yang sangat menantikan malam minggu,dengan gaya yang cukup keren dan trendy,ia mengendarai motornya menuju rumah Tami.
“Assalamualaikum … Tami ..”
“Iya Waalaikumsalam,sebentar”
Lalu dari balik daun pintu Tami gadis manis itu muncul dengan gaun selutut berwarna biru. Tapi warna baju yang ia kenakan tak secerah wajahnya,dari sudut matanya terlihat bekas air mata yang masih basah.
“Loh Tami,kamu kenapa?”
“Aku mau ngomong sama kamu An”
“Iya,ngomong aja,ada apa?”
“Aku tau kita udah pacaran lama,sudah hampir 1 bulan kita ngejalanin hubungan ini,tapi aku rasa ini semua harus berakhir”
“Loh,tapi kenapa Tami? Kenapa? Aku punya salah apa sama kamu? Kita kan bisa ngomong baik-baik dan gak perlu putus gini.”
“Maaf An aku udah gak bisa,sekarang mendingan kamu pulang aja,aku mau sendiri dulu”
“Tapi Tami .. Tami ..”
Gadis itu terus saja melangkahkan kakinya kedalam rumah dan meninggalkan Aan sendirian yang masih tak percaya dengan apa yang ia alami saat ini,ia begitu terpukul. Penantiannya selama ini sia-sia walaupun ia sempat berpacaran dengan Tami,tapi ia masih sama sekali tak menyangka akan diputuskan oleh Tami. Kaki itu diseretnya pergi dari rumah mantan pacarnya itu,ada setitik air mata yang mengalir dipipinya.
***
Dikoridor sekolah berlalu lalang para siswa dan siswi disekolah itu,mereka menikmati jam istirahatnya dengan memanfaatkan untuk bersenang-senang,tapi lain halnya dengan lelaki satu ini,ia memeluk gitarnya,jemarinya lincah memetik senar gitar.
“Hai An,ngapain kok bengong aja sih?”
“Eh Irfan siapa yang bengong,orang lagi main gitar gini kok”
“Alah gak usah ngeles deh,kenapa? Masih galau gara-gara Tami ya? Aku udah bilang An sebelumnya sama kamu,dia itu bukan cewek yang baik,makanya kemaren aku putusin dia,udah lah move on dong gak usah mikirin dia lagi”
“Iya Fan,aku juga lagi usaha buat move on kok”
“Oh iya,aku denger dia baru jadian sama Rakka anak kelas sebelah”
“Hah? Apa? Kamu serius?”
“Iya serius lah,ngapain juga aku bohong”
Lelaki itu terdiam sejenak,matanya menerawang jauh memutar kembali memori saat kebersamaannya dengan Tami,ternyata memang benar,penantiannya selama ini hanya sia-sia,”aku menyesal sudah mengenal dia” batin lelaki itu. Cukup sudah semua penderitaan ini yang sudah ia rasakan karena Tami,sekarang ia mulai bangkit dan melupakan Tami,dengan hadirnya seorang cewek yang tentunya lebih baik dari pada Tami,yaitu gadis yang selama ini mengaguminya diam-diam.