Sore itu seorang anak lelaki tengah sibuk memainkan jemarinya
diatas tuts keyboard laptopnya. Sesekali ia tersenyum,sesekali juga ia
merengut. Ia tengah gundah,setelah sekian lama jomblo,dan belum ada satu
cewek pun yang ia sukai. Memang sulit baginya untuk menentukan
pilihan,tapi tunggu dulu. Perlahan-lahan ia memperhatikan salah satu
sosok dalam foto yang ada disalah satu situs jejaring sosialnya.
“Wah cantik banget,ajak kenalan ah”
Benda kecil bernama mouse itu terus ia gerak-gerakkan serentak dengan
jemarinya yang terus mengetik kalimat perkenalan di aplikasi chat-nya.
“Hai boleh kenalan gak?”
“Iya boleh”
“Kenalin nama aku Aan”
“Nama aku Tami”
Perkenalan singkat itu terus berlangsung,hingga akhirnya Tami si gadis
cantik itu bersedia ketika Aan meminta nomor teleponnya. Semenjak
itu,mereka saling berhubungan semakin dekat dan semakin dekat.
“Tami,aku boleh nanya nggak?” Tanya Aan dalam pesan singkat yang dikirimkannya pada Tami.
“Iya boleh,kamu mau nanya apa?”
“Emm … gini Tami,aku mau nanya,kamu udah punya pacar belum?”
“Hah? Hahaha kok kamu nanyanya gitu sih?”
“Emangnya nggak boleh ya?”
“Udah,aku udah punya pacar,dia sekolah di SMA Pertiwi”
“Hah? SMA Pertiwi? Sama dong sama aku,emangnya pacar kamu itu kelas berapa?”
“Dia kelas 11 Ipa 2”
“Namanya?”
“Namanya Irfan”
“Irfan? Ya ampun itu kan temen aku,oh ternyata kamu pacar dia toh”
“Hah? Masak sih?”
“Iya,dia itu sahabat aku,duh dunia emang sempit ya”
Percakapan melalui pesan singkat itu terus saja berbalas-balas,malam
itu mereka berdua yang sudah cukup lama kenal dan akhirnya saling
terbuka satu sama lain.
Kini Tami dan Aan telah menjadi sahabat
dekat,Tami sering kali curhat pada Aan,dan seringkali juga mereka
bertemu dan jalan bareng. Meskipun Aan tau,bahwa Tami adalah pacar
sahabatnya.
Sore itu merupakan sore yang kelam untuk Aan,dia merasa
bersalah,bersalah karena telah mengenal Tami,tanpa ia sadari karna
kedekatan dia dengan Tami,rasa suka itu tumbuh dalam hati Aan. Setiap
malam ia selalu memikirkan sosok gadis itu,sehari saja tidak ada pesan
yang dikirimkan oleh Tami,maka pasti ia resah sendiri. Tapi seringkali
pula ia merasa benar,ketika ia bisa menyukai seorang gadis yang mau
menerimma dia apa adanya. Dalam hati kecil Aan,ia masih menganggap Tami
dan Irfan sebagai sahabatnya.
Ditengah lamunannya itu,tiiba-tiba Irfan datang bersama Tami kerumah Aan.
“Hai An,ngapain bengong sendiri? Mikirin hutang ya?” Tanya Irfan kocak.
“Eh kamu Fan,enggak apa-apa kok” jawabnya seraya melihat kedatangan
Irfan dan Tami,mereka tampak begitu mesra,erat sekali tangan mereka yang
saling menggenggam.
“Fan,kita jalan yuk” ajak Tami.
“Jalan? Jalan ya? Hehe enggak deh,kalian berdua aja,aku dirumah aja deh”
“Hem ya udah deh,kita berdua cabut duluan ya” pamit Irfan dan segera berlalu dari hadapan Aan.
“Ya Tuhan,sakit sekali rasanya” batin Aan sedih.
***
Sudah sebulan Tami,Aan,dan Irfan tidak saling bertemu dikarenakan Aan
yang sedang berada diluar kota mengikuti sebuah kompetisi band mewakili
sekolahnya. Pagi itu Aan baru saja sampai dibandara. Ia langsung
disambut senyum manis dari Tami.
“Hai Aan,apa kabar?” sapanya.
“Hei Tami,wah makin cantik aja kamu,baru juga sebulan gak ketemu,aku baik kok”
“Hehehe,An bisa ikut aku nggak?”
“Ikut kemana?”
“Kita ngomong dikafe aja ya”
Lalu dua remaja itu pergi meninggalkan bandara,dan tiba di sebuah kafe.
“An,aku mau cerita sama kamu.”
“Cerita? Cerita apaan?”
“Aku baru putus sama Irfan”
“Hah? Kenapa?”
“Udahlah gak usah dibahas lagi”
“Oh gitu ya udah deh,dan aku juga mau jujur sama kamu”
“Mau jujur apa An?”
“Sebenernya aku suka sama kamu,dari awal kita kenal,selama ini aku
nunggu kamu putus sama pacar kamu,dan mungkin sekarang adalah kesempatan
aku bisa dekat sama kamu,jujur sekarang aku mau ngungkapin
semuanya,kamu mau nggak jadi pengisi hati aku?”
“Hah? Kamu serius An? Tapi kan ..”
“Tapi apa?”
“Gak apa-apa An”
“Jadi gimana? Kamu mau gak?”
“Em .. iya deh”
“Serius? Haaaa yeyeyeye,makasih ya Tami .. aku sayang banget sama kamu”
wajah lelaki itu tampak begitu senang,perbincangan hari itu sekaligus
pengungkapan rasa dari Aan berjalan dengan lancer,sampai dirumah pun,Aan
masih saja tersenyum senang.
***
Malam itu adalah malam
yang ditunggu-tunggu oleh Aan,ya biasalah untuk anak muda yang sangat
menantikan malam minggu,dengan gaya yang cukup keren dan trendy,ia
mengendarai motornya menuju rumah Tami.
“Assalamualaikum … Tami ..”
“Iya Waalaikumsalam,sebentar”
Lalu dari balik daun pintu Tami gadis manis itu muncul dengan gaun
selutut berwarna biru. Tapi warna baju yang ia kenakan tak secerah
wajahnya,dari sudut matanya terlihat bekas air mata yang masih basah.
“Loh Tami,kamu kenapa?”
“Aku mau ngomong sama kamu An”
“Iya,ngomong aja,ada apa?”
“Aku tau kita udah pacaran lama,sudah hampir 1 bulan kita ngejalanin hubungan ini,tapi aku rasa ini semua harus berakhir”
“Loh,tapi kenapa Tami? Kenapa? Aku punya salah apa sama kamu? Kita kan bisa ngomong baik-baik dan gak perlu putus gini.”
“Maaf An aku udah gak bisa,sekarang mendingan kamu pulang aja,aku mau sendiri dulu”
“Tapi Tami .. Tami ..”
Gadis itu terus saja melangkahkan kakinya kedalam rumah dan
meninggalkan Aan sendirian yang masih tak percaya dengan apa yang ia
alami saat ini,ia begitu terpukul. Penantiannya selama ini sia-sia
walaupun ia sempat berpacaran dengan Tami,tapi ia masih sama sekali tak
menyangka akan diputuskan oleh Tami. Kaki itu diseretnya pergi dari
rumah mantan pacarnya itu,ada setitik air mata yang mengalir dipipinya.
***
Dikoridor sekolah berlalu lalang para siswa dan siswi disekolah
itu,mereka menikmati jam istirahatnya dengan memanfaatkan untuk
bersenang-senang,tapi lain halnya dengan lelaki satu ini,ia memeluk
gitarnya,jemarinya lincah memetik senar gitar.
“Hai An,ngapain kok bengong aja sih?”
“Eh Irfan siapa yang bengong,orang lagi main gitar gini kok”
“Alah gak usah ngeles deh,kenapa? Masih galau gara-gara Tami ya? Aku
udah bilang An sebelumnya sama kamu,dia itu bukan cewek yang
baik,makanya kemaren aku putusin dia,udah lah move on dong gak usah
mikirin dia lagi”
“Iya Fan,aku juga lagi usaha buat move on kok”
“Oh iya,aku denger dia baru jadian sama Rakka anak kelas sebelah”
“Hah? Apa? Kamu serius?”
“Iya serius lah,ngapain juga aku bohong”
Lelaki itu terdiam sejenak,matanya menerawang jauh memutar kembali
memori saat kebersamaannya dengan Tami,ternyata memang
benar,penantiannya selama ini hanya sia-sia,”aku menyesal sudah mengenal
dia” batin lelaki itu. Cukup sudah semua penderitaan ini yang sudah ia
rasakan karena Tami,sekarang ia mulai bangkit dan melupakan Tami,dengan
hadirnya seorang cewek yang tentunya lebih baik dari pada Tami,yaitu
gadis yang selama ini mengaguminya diam-diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar